Semua berhak untuk senang
Semua orang berhak merasakan senang, menjadikan, itu sebagai pelengkap hidup, sebagai penunjuk hidup, banyak kejadian dapat membuat kita bahagia seperti halnya menemani teman, menolong sesama, mengajarkan sesuatu pada seseorang, itulah hidup saling meminta dan memberikan dengan kedua itu akan menghasilkan sebuah nama yang disebut senang, senang tidak pernah salah, senang selalu ada pada tempatnya, selalu tepat waktu, tahu waktu yang tepat untuk menunjukkannya. Kita tahu senang harus selalu menemani kita untuk menjauhkan kita dari hal buruk, seperti galau, depresi, dan rasa suntuk.
Akan tetapi kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup itu sepertinya beda tipis sekali. Seperti ketika kita sedang tertawa puas atau terharu bahagia, tak sengaja air mata kita pun basah membasahi sudut pelupuk mata. Begitulah kehidupan, tak ada kebahagiaan yang terus menerus tanpa jeda, Begitupun kesedihan.
Kebahagiaan dan kesedihan, kemudahan dan kesulitan, luas dan sempit, tawa dan airmata, selama hayat masih dikandung badan, akan selamanya berkontribusi untuk mewarnai cerita kehidupan kita. kebahagiaan adalah kesetiaan, setia atas indahnya merasa cukup, setia atas indahnya berbagi, setia atas indahnya ketulusan berbuat bakti.
Hal yang paling menyakitkan
Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita sedang sangat sedih tapi saat tidak ada satupun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita sedang senang tapi justru tidak ada satu pun teman untuk membagi kebahagiaan tersebut.
Bahkan Saat kita tertawa, hanya kita yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. mungkin, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Bisa jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang luar hanya melihat cover.
“Pagi kau bahagia, siangnya kau merasa tersiksa. Detik ini bahagia, sedetik kemudian merasa nelangsa. Tidak ada bahagia selamanya. tidak ada resah yang tak berujung, pikirkan segala hal adalah kebahagiaan. Senangmu juga susahmu.”
Terkadang kita juga lupa bagaimana menciptakan kebahagiaan , yang telah tertutup kegundahan Sehingga melupakan kebahagiaanya sendiri. menyingkirkan bagaimana tertawa hanya karena untuk menemani kesedihan cinta yang telah lama terbuang olehnya.
Sebenarnya kita sendiri yang bisa membuat kebahagiaan itu berupa tawa lepas atau tawa tangis di lubuk hati, kita sendiri yang mau memilih kesedihan yang tak berujung seolah - olah tak ada gunanya hidup, menyisihkan arti tawa dan gembira hanya untuk menjadi sedih yang meronta.
Salam merdeka,
Muhammad Fauzan,
On Blogger since, 2020
Manusia Merdeka