Hari esok akan jadi hari kemarin
Hari besok adalah hari kemarin, entah kutipan siapa yang terngiang dipikiran ku sampai2 ku berpikir keras untuk menelaah apa yang dimaksudkan akan kata tersebut, seperti halnya menghindari ledakan sebuah bom atau granat yang meledak disekitar tapi juga curiga siapa yang melempar.
Kuketahui hari esok adalah harapan, mimpi dan tujuan meraih impian yang terkadang digagalkan oleh hari sekarang sebagai kenyataan, dan direnungi karena telah menjadi hari esok. Entah mengapa setelah ku memahami istilah2 itu, aku mendapati bahwa kutipan itu menyerukan penyesalan yang mengagap impian yang tinggi atau ekspetasi selalu akan digagalkan oleh realita yang membikin kita akan menyesal, tapi juga kupahami kita manusia juga sangat menyenangi akan arti dari sebuah impian dan mimpi mengagap apa yang akan kita lakukan akan sama persis dengan apa yang kita inginkan, yang terkadang ekspetasi itu terlalu jauh dari apa yang bakal kita lakukan, padahal kita tahu itu hal yang tidak mungkin ataupun bertentangan dengan realita.
Memahami baatas yang bisa kita lakukan
Oleh karena itu aku beranggapan untuk menjalani suatu urusan atau mengejar impian kita juga harus memahami batas yang bisa kita lakukan, jangan malah membebani diri sendiri dengan mimpi yang malah membuat kita tak bisa berjalan lagi karena terganjal mimpi sendiri. Tetapi saya juga tidak setuju dengan larangan untuk bermimpi setinggi mungkin, kita semua tahu mimpi adalah hak semua orang dan bermimpi setinggi mungkin pun tak masalah bahkan juga ada kutipan yang mengatakan demikian.
“Bermimpilah setinggi mungkin, karena tuhan akan memuluk mimpi2mu.”
-Andrea Hirata
Jadi apa yang kudapati dari sebuah pemikiran itu adalah boleh2 saja kita berangan2, tapi jugalah siap akan tamparan dari sang realita tapi tak usah kau hiraukan itu, yang dibutuhkan hanyalah bermimpi untuk hari esok, dan menjalani dengan segenap hati untuk hari ini dan membuat hari kemarin menjadi sejarah.
Salam merdeka,
Muhammad Fauzan,
On Blogger since, 2020
Manusia Merdeka