Menghadapi Kenyataan Dunia
Belum pernah diri ini siap menghadapi kenyataan tentang dunia itu kejam dan tak adil, terlihat dari sifatku yang terlalu percaya orang lain dan terlalu mudah dikontrol orang lain, malu pastinya sudah berumur tapi pikiran tetaplah bocah yang bagai terkurung di kandang.
Sifat yang terkadang takluk oleh keadaan, membuat membenci kenyamanan, di mana kenyamanan sangat merusak impian, tapi juga terlalu serius itu pun pasti membuatku lupa diri.
Di mana kata idealis yang selalu kau bicarakan itu, di mana semua buku yang mengandung kekuatan itu?, kenapa hanya tersisa dirimu yang menjijikan ini, bahkan jiwamu sendiri tidak rela berlama - lama di tubuh ini.
Apalagi seorang bocah ini selalu hilang tujuan, seperti hal nya air yang selalu mengalir mengikuti jalur. Ingin rasanya Menjadi batu sungai saja, yang tidak mudah diatur oleh air, dan tak juga mudah dikalahkan oleh batu lain.
Persetan dengan kehidupan orang lain, hidupku sendiri pun belum pernah baik – baik saja.
Beranggapan pesimis
Sebenarnya heran juga dengan diri sendiri selalu beranggapan pesimis jika persentase sesuatu belum melewati 50 persen.
Seperti hal nya teman, selalu mengalami kebutaan di kala berteman, merasa tak cocok berteman dengan mereka, dan merasa mereka juga tidak menggangap teman.
Padahal nyatanya banyak yang peduli, seperti berita tentang ku selalu terdengar banyak orang, walaupun tak pernah terucap langsung dari mulutku, ataupun dari tangan ini.
Dan juga keputusan yang selalu salah, seperti hal nya mempunyai pikiran yang salah tentang kesalahan mu. Beranggapan akan berdampak pada teman mu juga, merasa seperti si pembawa sial, tapi ingat jangan menghilang !!.
Mungkin sebutan kata terlarang pantas untuk itu, jadi mulai sekarang setiap jengkal dari kesalahan yang kau perbuat biarkan mereka yang memutuskan untuk tetap lanjut berteman atau menghilang, jangan kau buat keputusan atas diri mu sendiri.
Semua tulisan ini murni dari pikiran yang turun melalui ketikan sendiri. Curahan saat mengalami penuhnya pikiran saat menghadapi suatu kenyataan pahit. Memang ini satu - satunya tempat yang tepat untuk menuang semua beban pikiran.
Salam merdeka,
Muhammad Fauzan,
On Blogger since, 2020
Manusia Merdeka